TOKSISITAS EKSTRAK DAUN KENIKIR (Cosmos Caudatus Kunth) DENGAN PERBEDAAN METODE DAN JENIS PELARUT BERBEDA

Indria Jaya Di Kusuma, Prasetyorini Prasetyorini, Sri Wardatun

Abstract


Daun kenikir merupakan salah satu obat tradisional dengan nama ilmiah Cosmos caudatus Kunth yang termasuk dalam famili Compositae yang dapat berfungsi sebagai penambah nafsu makan, lemah lambung, penguat tulang dan pengusir serangga. Daun kenikir mengandung kandungan kimia seperti saponin, flavonoid, alkaloid dan tanin. Tujuan dari penelitian ini mengetahui pengaruh metode ekstraksi dan jenis pelarut pengekstraksi daun kenikir terhadap toksisitas Artemia salina Leach. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dan refluks, dan jenis pelarut yang etanol 70% dan 96% menggunakan suhu 40˚C dengan waktu 3 jam sehingga diperoleh nilai rendemen yang berbeda. Hasil nilai LC50 terkecil dari penelitian ini adalah LC50 ekstrak hasil maserasi dengan etanol 70% sebesar 142 ppm, dan LC50 ekstrak hasil refluks dengan etanol 96% sebesar 139 ppm hasil ini menunjukan bahwa ekstrak daun kenikir memiliki aktifitas sebagai antibakteri dan peptisida.
Kata kunci : Daun kenikir, Brine Shrimp Lethality (BSLT), Artemia salina Leach, Maserasi, Refluks


Full Text:

PDF

References


Arifin, M.F .2015 Perbandingan Metode Analisis Antioksidan dan Kolerasinya dengan Kadar Fenol Total Ekstrak Daun Kenikir. Skripsi. Universitas Pakuan Bogor.

Anonim. 2014. Metode Refluks. http://analisakimia./2014/metoderefluks (Diakses pada tanggal 5 Mei 2014)

Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2015. Daftar Singkatan. http://perpustakaan.pom.go.id.ebook.daftarsingkatan.pdf. (Diakses pada tanggal 20 Oktober 2015).

Buchori, L. 2007. Pembuatan Gula Non Karsinogenik Non Kalori Dari Daun Stevia. Jurusan Teknik Kimia. Reaktor, Vol 11(2): 57-60.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1978. Materia Medika Indonesia, Jilid II.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Halaman : 70

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Materia Medika Indonesia Jilid III. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan . Jakarta.Halaman 155

_______.(1986). Sedian Galenik. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Jakarta Halaman 1-26

_______. 1989. Materia Medika Indonesia.Jilid V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Halaman : 166-171

_______. 2000. Parameter standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Halaman : 10-11

Fuzzati, N, Sutarjadi, Dyatmiko, W., Rahman, A., and Hostettmann, K. 1995. Phenylpropane derivatives froom roots of cosmos caudatus, phytochemistry Vol: 39 No.2. Hal 409-412

Harbone, J. B, 1987, Metode Fitokimia : Cara Menganalisa Tanaman, Terjemahan K. Padmawinata Z I Sudiro, ITB, Bandung.

Harmita. 2006. Buku Ajar Analisis Fitokimia. Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia :Hal 154-161

Hassan, WE. 2006. Healing Herbs of Malaysia Kuala Lumpur : Federal Iand Development Agency

Hassan, S.A., S. Mijin, U.K. Yusoff, P. Ding and P.E.M. Wahab. 2012. Nitrate, ascorbic acid, mineral and antioxidant activities of Cosmos caudatus in response to organic and mineral-based fertilizer rates. Molecules, 17(7): 7843-7853.

KepMenKes RI. 2009. Farmakope Herbal Indonesia Edisi Pertama. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Hal: 66.

Liliswrianis N, Musa NLW, Zain MZMW, Kassim J, Karim SA. 2011. Premilinary studies on phytochemical screening of ulam and fruit from Malaysia, E-Journal of Chemistry. 8(S1):S285-S288

Mayer, B. N., Ferigni, N. R., Putnam, J. E.,Ja Cobsen,L. B., Nichols, D. E. dan McLaughlin, J. L. 1982. Brine Shrimp, A convenient general bioasayfor activecontituens. Planta Medica 45: 31-34.

Pasaribu, G. 2011. Aktivitas Inhibisi Alfa Glukosidase Pada Beberapa Jenis Kulit Kayu Raru. Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli. Sumatra Utara. Hal 10-19.

Sangi, M., Max R. J. R., Herny E. I., Veronica M. A. M. 2008.Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara.Chem. Prog. Vol 1 (1).:47-53.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.