UJI EFEKTIVITAS NANOEMULSI MINYAK BIJI PALA (Myristica fragrans Houtt.) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP KAPANG Penicillium citrinum, Penicillium griseofulvum, Aspergilus flavus DAN Syncephalastrum racemosum

Claverra Vicky Livanza, Prasetyorini Prasetyorini, Iceu Agustinisari

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui efektivitas nanoemulsi minyak biji Pala sebagai antifungi (2) membandingkan efektivitas antifungi antara nanoemulsi minyak biji pala dengan minyak biji pala terhadap kapang Penicillium citrinum, Penicillium griseofulvum, Aspergillus flavus, dan Synchepalastrum racemosum dengan metode difusi. Minyak biji pala merupakan minyak atsiri hasil ekstraksi biji pala yang mengandung senyawa bioaktif kamfena dan turunannya yang memiliki sifat antifungi. Minyak biji pala memiliki kelemahan terhadap kelarutan karena sifatnya lipofilik sehingga dikembangkanlah dengan teknologi nano menjadi nanoemulsi minyak biji pala yang stabil secara kinetik dan dapat diencerkan dengan air tanpa perubahan dalam distribusi ukuran droplet. Metode yang digunakan adalah metode difusi sumur. Konsentrasi nanoemulsi dan minyak yang digunakan yaitu 25%, 35%, dan 45%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanoemulsi minyak biji pala cukup efektif sebagai antifungi terhadap kapang Penicillium citrinum, Penicillium griseofulvum, Aspergillus flavus, dan Syncephalastrum racemosum karena memberikan diameter zona hambat >5mm pada konsentrasi 45%, sedangkan minyak biji pala sangat efektif sebagai antifungi karena memberikan diameter zona hambat >18mm pada konsentrasi 45%.
Kata Kunci : Nanoemulsi, minyak biji pala, antifungi, kapang, Penicillium citrinum, Penicillium griseofulvum, Aspergillus flavus, Syncephalastrum racemosum


Full Text:

PDF

References


Agustinisari, Iceu., Purwani, Endang Yuli., Harimurti, Niken., Yuliani, Sri. 2014. Aktivitas Antimikroba Nanoemulsi Minyak Biji Pala. Jurnal Pascapanen. 11(1) : 1-8. Bogor.

Anonimous. 2000. Pengendalian Kontaminasi Aflatoksin Pada Jagung [14/12/2014].

Ardiansyah. 2005. Daun Beluntas Sebagai Antibakteri dan Antioksidan. Berita IPTEK.

Bouchemal, K., Briancon, S., Perrier, E., Fessi, H. 2004. Nano-emulsion formulation using spontaneous emulsification: solvent, oil, and surfactant optimization. International Journal of Pharmaceutics. 280: 241-551.

Djaafar, T., dan Rahayu, Siti. 2007. Cemaran Mikroba Pada Produk Pertanian, Penyakit Yang Ditimbulkan Dan Pencegahannya. Jurnal Litbang Pertanian, 26(2):67-75.

Kasno A, 2004. Pencegahan Infeksi A. flavus dan Kontaminasi Aflatoksin Pada Kacang Tanah. Jurnal Litbang Pertanian, 23(3):75-81.

Lilieanny, Dharmaputra OS, & Putri ASR, 2005. Populasi Kapang Pascapanen dan Kandungan Aflatoksin pada Produk Olahan Kacang Tanah. Jurnal Mikrobiologi Indonesia, 10(1):17-20.

Maksum, Radji. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Mustafa, Ria Mariana. 2006. Studi Efektivitas Pengawet Alami Dalam Pengawetan Tahu. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nurdjannah, N. 2007. Teknologi Pengolahan Pala. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor.

Singh, G., Marimuthu, P., Carola, S., De Helijani., dan Catalan, C. 2005. Antimicrobial and Antioxidant Potensials of Essential Oil and Acetone Extract of Myristica fragrans Houtt.(Aril Part). Journal of Food Science. India.

Talanca A Haris & Mas’ud S. 2009. Pengelolaan Cendawan Aspergillus flavus pada Jagung. Makalah. Disampaikan pada Prosiding Seminar Nasional Serealia. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2009: 445-449.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.