ANALISIS MODAL KERJA SEBAGAI ALAT UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEUANGAN PADA PT SUMMARECON AGUNG TBK

Rizdi Vadillah Rahayu, Ahmad Burhanudin Taufik, Tiara Timuriana

Abstract


Modal kerja merupakan masalah yang sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk membiayai aktivitas operasional bagi setiap perusahaan. Modal kerja dapat berupa kas dan setara kas, persediaan dan piutang jangka pendek. Untuk menetapkan modal kerja yang berupa kas dan setara kas, piutang, persediaan dan aset lancar lainnya, dibutuhkan analisis yang tepat dan memiliki tingkat resiko yang rendah agar penggunaan modal kerja tersebut dapat dimanfaatkan secara efektif. Adapun tujuan penelitian ini (1) Untuk menganalisis pengelolaan modal kerja yang dilakukan oleh PT Summarecon Agung, Tbk. (2) Untuk menjabarkan analisis modal kerja (working capital) PT Summarecon Agung, Tbk., sebagai alat pengambilan keputusan keuangan. (3) Untuk mendeskripsikan pengambilan keputusan keuangan pada PT Summarecon Agung, Tbk. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif, dengan jenis data sekunder. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah variabel-variabel yang meliputi modal kerja serta pengambilan keputusan keuangan. Unit analisis yang digunakan adalah organization . Lokasi dalam penelitian ini adalah perusahaan PT Summarecon Agung, Tbk. merupakan salah satu perusahaan pengembang property yang terbesar di Indonesia (http://www.kompas.com, tanggal 10 Maret 2014) dan sumber data berasal dari homepage PT Summarecon Tbk yaitu http://www.summarecon.com. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa analisis Modal Kerja (working capital) PT Summarecon Agung, Tbk., sebagai alat pengambilan keputusan keuangan cenderung mengalami fluktuasi. Fluktuasi ini akan berdampak pada keputusan investor dalam melakukan investasi. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan dan kenaikan dalam penggunaan utang dalam kebijakan pendanaan perusahaan tersebut. Saran penelian. Perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan kinerja dalam penyediaan modal kerja secara optimal artinya tidak berlebihan atau tidak kekurangan, sebab setiap jumlah dana yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan akan menaikan harta perusahaan tanpa diikuti dengan kenaikan laba yang proporsional sehingga menurunkan tingkat hasil pengembalian atas investasi sedangkan setiap jumlah yang lebih rendah berarti perusahaan tidak mampu membayar hutang pada waktunya. Selain harus mempertimbangkan rasio modal kerja, sebaiknya harus juga lebih mempertimbangkan mengenai pengambilan keputusan keuangan khususnya keputusan pendanaan yang memiliki angka debt to equity ratio lebih dari 1.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.