PEMETAAN GEOLOGI DAN POTENSI GERAKAN TANAH STUDI KASUS : DAERAH CIGADUNG DAN SEKITARNYA, KEC. BANTARGADUNG, KAB. SUKABUMI, PROV. JAWA BARAT

Efriyanti -

Abstract


Secara administratif daerah pemetaan mencangkup Cigadung dan sekitarnya Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, dengan luas 8 km x 7 km.

Geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi 3 (tiga) satuan geomorfologi, yakni : perbukitan lipat patahan, perbukitan endapan vulkanik, dan dataran aluvial sungai. Pola aliran sungai yang berkembang adalah pola aliran dendritik, pola aliran paralel, pola aliran trellis dengan tipe genetik subsekuen, konsekuen, dan obsekuen, stadia sungainya berada pada tahapan muda menuju dewasa.

Satuan batuan dari tua ke muda di daerah penelitian terdiri atas : Satuan Batupasir Sisipan Breksi (Formasi Lengkong) umur Miosen Awal (N5-N8) di endapkan pada lingkungan darat-neritik tengah atau kisaran kedalaman (57-200) meter, memiliki sebaran bagian tenggara dan utara. Secara selaras di atasnya diendapkan Satuan Batulempung Selang-Seling Batupasir Sisipan Batugamping (Formasi Nyalindung) umur Miosen Tengah-Miosen Akhir (N9-N17) diendapkan pada lingkungan neritik tengah-neritik luar, kedalaman (40-200) meter, memiliki sebaran di badian selatan dan timurlaut. Pada kala Pliosen (N18-N20) terjadi aktivitas tektonik (Orogenesa Pliosen) terjadi perlipatan dan pensesaran terhadap batuan yang telah terbentuk sebelumnya, diikuti aktivitas vulkanik hingga Pleistosen (N21-N23) dan dihasilkan Satuan Breksi Gunungapi pada lingkungan pengendapan darat secara tidak selaras dan menutupi batuan lebih tua. Selanjutnya pada umur Resen diendapkan Satuan Endapan Aluvial Sungai, menutupi satuan di bawahnya dengan batas bidang erosi. 

Struktur geologi yang berkembang adalah kekar, perlipatan, dan sesar. Perlipatan terdiri atas antiklin Tugu, antiklin Cijarian, sinklin Cikareo, sinklin Cijarian, dan sinklin Tugu. Sesar yang berkembang adalah sesar mendatar menganan Cipanengah-Lio, sesar mendatar menganan Cipanengah-Tugu, sesar mendatar menganan Cicareuh, dan sesar naik Cigadung.

Potensi gerakan tanah yang berkembang di daerah penelitian, yakni : jatuhan batuan (rock fall), aliran Debris (Debris flow), dan luncuran batuan (rock slide). Berdasarkan analisis dari faktor pendukung gerakan tanah dan nilai kemampuan yang dibobot (NKB), daerah penelitian di bagi menjadi 3 (tiga), yakni : potensi gerakan tanah tinggi, sedang/menengah, dan rendah. Secara umum daerah penelitian termasuk ke dalam daerah berpotensi gerakan tanah sedang/menengah.

Kata-kata kunci : orogenesa, antiklin, sinklin, rock fall, Debris flow, rock slide, dan NKB.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.