KAJIAN METODE PENGERINGAN DAN METODE ANALISIS DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TANIN

Arif Sarifudin, Sri Wardatun, Ike Yulia Wiendarlina

Abstract


Daun belimbing wuluh merupakan salah satu jenis tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Senyawa yang dapat dimanfaatkan salah satunya adalah tanin. Tanin dimanfaatkan sebagai obat diare, hemostatik (menghentikan pendarahan), dan wasir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pengeringan dan metode analisis terhadap kadar tanin daun belimbing wuluh. Perbedaan metode pengeringan dilakukan dengan cara diangin-anginkan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 40o C yang dibandingkan dengan daun segar. Metode analisis yang digunakan adalah metode titrimetri lowenthal-procter dan metode spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan cara pengeringan dan metode analisis yang berbeda mempengaruhi kadar tanin. Kadar tanin terbaik hasil metode analisis titrimetri diperoleh 15,52 % dengan menggunakan daun segar dan metode analisis spektrofotometri diperoleh kadar tanin terbaik 12,20 % dengan menggunakan daun yang dikeringkan pada suhu 40o C.
Kata Kunci : Daun belimbing wuluh, tanin, spektrofotometri, titrimetri.


Full Text:

PDF

References


Agustian., Rian, Erni R, Mira M. 2015. Formulasi Minuman Serbuk Ekstrak Biji Alpukat (Persea americana Mill) Dengan Variasi Pengisi Tepung Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott) Dan Susu Krim. Jurnal Farmasi FMIPA UNPAK. Bogor

Asmara, Adhy. 1980. Jamu Jawa. Nur Cahya. Yogyakarta

Dasuki, U. 1991. Siitematika Tumbuhan Tinggi. Pusat Universitas Ilmu Hayati ITB. Bandung

Day. R. A. and Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi VI. PT Erlangga. Jakarta. Hal 43

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materia Medika Indonesia, Jilid VI. Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. Hal 333-337

_________________. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. Hal 840

_________________. 1985 Cara Pembuatan Simplisia. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. Hal 10-14

_________________. 1989. Materia Medika Indonesia, Jilid V. Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta.

_________________. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Hal 1-12

Faharani, G. B., 2009, Uji Aktivitas Antibakteri Daun Belimbing Wuluh Terhadap Bakteri Streptococcus Aureus dan Achercia Coli secara Bioautografi, FMIPA UI, Jakarta.

Hayati, E. K., Jannah A., dan Fasya, A. G., 2009, Aktivitas Antibakteri Komponen Tanin

Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Sebagai Pengawet Alami, Penelitian Kompetitif Depag. Malang, UIN, Malang.

Hayati E. K., Jannah A., dan Mukhlisoh W., 2010, Pengaruh Ekstrak Tunggal dan Gabungan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Terhadap Efektivitas Antibakteri Secara In Vitro, Kimia, UIN Malang, Malang.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Penerjemah: K. Padmawinata dan I. Sudiro,. ITB. Bandung. Hal. 85.

Harmita. 2006. Analisis Fisiko Kimia. Depertemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia. Depok. Hal 19-20

Hovart, 1981, Tannins Definition. http://www.ansci.cornell.edu/plants/toxicagents

/tannin/definition.html. animal science webmaster, Cornert University. Diakses tanggal 04 Mei 2015

Intan, H. 2015. Aktivitas antioksidan dan penetapan kadar polifenol total daun singkong (Manihot esculenta C.), daun kangkung (Ipomea aquatic F.) dan daun bayam (Amaranthus tricolor L.). FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor.

Kamila. E. Ghanaim. A. Sa’adah. L. 2010. Fraksinasi dan Identifikasi Senyawa Tanin Pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Jurnal Kimia. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang

Khopkar, S. M. 1990. Penerjemah A. Saptorahardjo. Konsep Dasar Kimia Analitik. Ui-Press. Jakarta. Cet.1. Hal. 215

Kumalasari, E. dan N. Sulistyani. 2011. Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Batang Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steen.) Terhadap Candida albicans serta Skrining Fitokimia. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. 1 (2) : 51 – 62.

Latief, A. 2009. Obat Tradisional. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Lidyawati, S dan Ruslan, K. 2006. Karakterisasi Simplisia dan Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L). Bandung: Farmasi ITB.

Mustika, V. 2012. Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Sebagai Antioksidan. Skripsi. Farmasi Universitas Pakuan. Bogor.

Peter R C.1993. Natural Toxicants in Feed and Poisoning Plants, (Avi Publishing Inc). New York. Hal. 336

Rianty, R. S. dan Yanti. R. Y. 2014. Pengaruh Perbandingan Pelarut Etanol Air Terhadap Kadar Tanin Pada Sokletasi Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb). Jurusn Teknik Kimia Fakultas Teknik. Universitas Riau. Pekanbaru.

Robinson, T. 1995. Kandungan Senyawa Organik Tumbuhan Tinggi. Diterjemahkan oleh Prof. Dr. Kosasih Padmawinata. ITB. Bandung.

Samuelsson, G., 1999, Drugs and Natural Origin, a Textbook of Pharmacognosy, 4th, Rev. Swedish Pharm Press., Sweden.Page 78, 85, 118-141

Sangi, M., Max R. J. R., Herny E. I., Veronica M. A. M. 2008. Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara. Chem. Prog. Vol 1 (1). :47-53.

Sudarmaji, S., Bambang dan Suhardi, 1984. Prosedur analisi Untuk bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit liberty Yogyakarta. Hal 108

Sudjadi. 2010. Kimia Farmasi Analisis. Gramedia. Jakarta. Hal 81

Tyler VE, Brady LR., dan Robbers JE. 1976. Pharmacognosy. Edisi VII. Lea Febinger, Philadelphia.

Ummah MK. 2010. Ekstraksi Dan Pengujian Aktivitas Antibakteri Senyawa Tanin Pada Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) (Kajian Variasi Pelarut). Skripsi. Kimia UIN. Malang.

Wijayakusuma, H.M.H dan Dalimarta. 2006. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Darah Tinggi. Swadaya. Jakarta.

Yuliani. S. Udarno. L. dan Hayani. E. 2003. Kadar Tanin dan Quersetin Tiga Tipe Daun jambu Biji (Psidium guajava). Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. Vol. XIV (1). Hal 17-24.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.