ANALISIS BREAK EVENT POINT TERHADAP HASIL PENJUALAN KAIN PADA PT RICKY PUTRA GLOBALINDO, TBK.

Siti Nurhayati, Ahmad Burhanudin Taufiq, Dessy Herlisnawati

Abstract


Siti Nurhayati. 022113016. Analisis Break Even Point terhadap Hasil Penjualan Kain pada PT Ricky Putra Globalindo, Tbk. Dibawah bimbingan: Ahmad Burhanudin Taufiq dan Dessy Herlisnawati. 2017.
Agar perusahaan terus dapat bersaing, maka harus memiliki rencana yang matang yang erat hubungannya dengan kebijaksanaan yang akan diambil oleh pimpinan perusahaan, terutama dalam hal penetapan harga jual, volume penjualan, serta tingkat keuntungan yang disertai pengendalian biayanya. Laba perusahaan merupakan selisih antara penghasilan penjualan diatas semua biaya dalam periode akuntansi tertentu. Laba dapat di pengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya produksi, harga jual produk dan volume penjualan. Teknik Break Even Point dapat di gunakan untuk menentukan besarnya volume penjualan. Model Break Even Point ini tidak hanya menentukan besarnya volume penjualan tetapi bisa juga untuk membantu dalam pengambilan keputusan bisnis seperti produk apa yang harus dijual, kebijakan harga, strategi pemasaran, dan struktur biaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara menentukan besarnya volume penjualan dan bagaimana penerapan analisis Break Even Point terhadap hasil penjualan kain pada PT Ricky Putra Globalindo Tbk.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif (nonstatistik) berupa studi kasus mengenai analisis Break Even Point terhadap hasil penjualan kain pada PT. Ricky Putra Globalindo, Tbk. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskripif eksploratif yang dilakukan pada suatu perusahaan dengan tujuan untuk menjelaskan pelaksanaan suatu teori/konsep/peraturan pada suatu unit analisis atau kelompok. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif non statistic.
Hasil penelitian mengungkapkan fakta bahwa Volume penjualan pada tahun 2014 sebanyak 12.304.935 meter, sedangkan tahun 2015 sebanyak 8.238.177 meter. Volume penjualan pada tingkat Break Even Point sebanyak 58.440.494 meter. Pada tahun 2015 perusahaan menjual kain sebanyak 8.238.117 unit. Agar perusahaan mencapai titik impas maka perusahaan harus menjual 58.440.494 meter. Berdasarkan laporan laba rugi, perusahaan selalu mengalami kerugian dari tahun ke tahun, kerugian terbesar dialami pada tahun 2015. Jika perusahaan ingin mempunyai laba maka perusahaan harus menjual kain lebih tinggi dari break even point.
Saran penulis bagi perusahaan, perusahaan harus memproduksi diatas titik impas atau Break Even Point sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian. Penerapan analisis break even point tersebut hendaknya disertai dengan pemahaman yang baik mengenai pemisahan biaya tetap dan biaya variabel yang selama ini belum dilakukan oleh perusahaan. Agar perusahaan mampu menaikkan penjualan, perusahaan harus lebih banyak melakukan promosi penjualan lebih banyak lagi dari tahun-tahun sebelumnya agar masyarakat lebih mengenal lagi produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Kata kunci : Break Even Point, Laba


Full Text:

PDF

References


Abdul Halim (2007), Sistem Informasi Akuntansi. BPFE, Yogyakarta.

Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggarini (2007), Anggaran Bisnis Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian Laba, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Ahmad, Kamaruddin (2007), Akuntansi Manajemen, Dasar-dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan. Raja Grafindo, Jakarta.

Anita Pratiwi (2013), Analisis Break Event Point Terhadap Laba Penjualan Pada PT Unitex, Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pakuan Bogor.

Angkoso, Nandi. 2008. Akuntansi Lanjutan. Yogyakarta.

Hansen, Don R dan Maryanne M Mowen (2013), Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.

Huriyah Badriyah (2015), Buku Pintar Akuntansi Biaya Untuk Orang Awam. Jakarta.

Kasmir (2011), Analisis Laporan Keuangan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Lukman Syamsudin (2007), Manajemen keuangan perusahaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Masiyah Kholmi, dan Yuningsih (2009), Akuntansi Biaya, Edisi Revisi. Malang.

Mulyadi (2012), Akuntansi Biaya. UPP STIEM YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi. (2007), Sistem Akuntansi. Selemba Empat. Jakarta.

Novita Sari (2011), Analisis Break Event Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada PT Wacoal, Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pakuan Bogor.

Samryn, L.M. (2014). Pengantar Akuntansi, Cetakan Ketiga, Rajawali Pers, Jakarta.

Siregar, Baldric, et al. (2013), Akuntansi Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.

Supriyono, R. A. (2011), Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian Biaya, serta Pengambilan keputusan. BPFE. Yogyakarta.

Sutrisno (2009), Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Sujarweni Wiratna V (2015), Sistem Akuntansi, 1nd ed, Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

deriaprianto74.blogspot.co.id/2012/01/analisis-break-even-point-bep.html

nakmi.wordpress.com/2011/10/17/pengertian-biaya-dan-klasifikasi-biaya.html

intanaksa.blogspot.co.id/2012/12/manfaat-akuntansi-biaya.html


Refbacks

  • There are currently no refbacks.