GEOLOGI DAERAH CIPANAS DAN SEKITARNYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN DAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK DENGAN METODE Q-SYSTEM UNTUK REKOMENDASI PENYANGGA TEROWONGAN DI TAMBANG CIURUG UBPE PONGKOR

ANDIK PURWOKO

Abstract


Penelitian dan pemetaan geologi dilakukan didaerah Cipanas dan sekitarnya , Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak , Provinsi Banten. Secara geografis daerah penelitian terletak pada 106° 22' 30" - 106° 26' 50" Bujur Timur dan 6° 32' 20" - 6° 36' 10" Lintang Selatan dengan luas daerah penelitian sebesar 8,0 km x 7,0 km atau 56 km2.Hasil yang dicapai dalam penelitian dan pemetaan geologi daerah Cipanas  dan sekitarnya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Banten serta adalah sebagai berikut: Geomorfologi daerah penelitian berdasarkan morfogenesanya dapat dibagi menjadi 4 (empat) satuan geomorfologi, yaitu: (1). Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipatan yang berstadia dewasa; (2). Satuan Geomorfologi Bukit-bukit  Intrusi yang berstadia dewasa; (3). Satuan Geomorfologi Perbukitan Kaki Gunungapi berstadia muda dan (3). Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial berstadia muda. Pola aliran sungai yang terdapat di daerah penelitian adalah berpola sub-trellis yang dikontrol oleh struktur perlipatan dan stadia erosi sungainya berada pada tahapan muda dan dewasa.Satuan batuan yang terdapat di daerah penelitian dari tua ke muda adalah satuan batuan batulempung sisipan batupasir dan  batugamping Formasi Bojongmanik yang berumur N10-N14 atau  kala Miosen Tengah dan diendapkan pada kedalaman 0-20 meter atau pada lingkungan transisi – neritik tepi. Satuan batuan intrusi andsit menerobos satuan batuan batulempung sisipan batupasir dan  batugamping Formasi Bojongmanik secara tidak selaras dengan jenis ketidakselarasan non-conformity. Satuan batuan breksi gunungapi diperkirakan diendapkan pada kala Plistosen Akhir pada lingkungan darat. Satuan endapan aluvial merupakan satuan termuda yang terdapat di daerah penelitian. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah struktur kekar, struktur lipatan dan struktur sesar. Struktur kekar berupa kekar gerus (shear fracture),  kekar tarik (tensional joint). Struktur lipatan berupa Antiklin Cipanas, Sinklin Bintang Sari dan Antiklin Banjar Irigasi. Struktur sesar berupa Sesar Naik Giri Harja, Sesar Mendatar Banjar Irigasi, Sesar Mendatar Cimangeunteun, dan Sesar Mendatar Cipanas. Keseluruhan struktur geologi di daerah penelitian terjadi dalam satu periode tektonik yaitu Orogenesa Miosen Akhir (N15 – Pleistosen) yang melipat, mengangkat dan mensesarkan batuan-batuan dari Formasi Bojongmanik  dengan arah gaya utama N 1750 E atau arah Utara – Selatan. Hasil pemetaan geologi teknik  dengan metode Q-system pada terowongan ditambang Ciurug berupa litologi tuff breksian yang teralterasi propilit, argilik dengan vein kuarsa . Pada lokasi  XC 495 A selatan, XC 464 A selatan dan XC 662 Central  yang menunjukan Nilai Q kecil yang menunujukan kualitas kelas masa batuan  Very poor – Extremely poor dengan nilai Maksimum Unsupported Span pendek untuk Rekomendasi penyangganya adalah dengan  kombinasi Rockbolt dan shotcrete, sedangkan pada Lokasi XC 31 DFW, XC 636 Paralel dan Blok 4 Central yang memiliki nilai Q besar menunjukan kualitas kelas masa batuan  Good- Very good dengan nilai Maksimum Unsupported Span lebih panjang serta rekomendasi penyangganya cukup  menggunakan Rockbolt tanpa Shotcrete.

Kata-kata Kunci:  Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi, dan  Sejarah Geologi, Cipanas lebak. Geologi Teknik, Tambang Ciurug, Q-system.


Full Text:

PDF

References


Asikin, S., 1986. Geologi Struktur Indonesia, Departemen Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung.

Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional., 2008. Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar Gajrug No. 1109-334, Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional, Cibinong, Bogor.

Barton, N.R., 1974. Enginering Classification Of Rock Masses. Canada,Springer.

Blow, W. H. and Postuma J. A. 1969. Range Chart, Late Miosen to Recent Planktonic Foraminifera Biostratigraphy, Proceeding of The First.

Dunham, R.J., 1962. Classification of Carbonat Rock According to Depositional Texture, Houston, Texas, USA.

Effendi, K. dan Hermanto, B. (1998). Peta Geologi Lembar Bogor, skala 1 : 100.000, Pusat Penelitian dan Pemetaan Geologi Bandung.

Faeyumi, M. (2012). Sebaran Potensi Emas Ephitermal di Area Eksplorasi PT. Antam Tbk Unit Geomin Kabupaten Bogor. Depok, Universitas Indonesia.

Lobeck, A.K., 1939. Geomorphology: an Introduction to the study of Landscape, New York and London: Mc Graw-Hill Book Company. Inc.

Martodjojo, S., 1984. Evolusi Cekungan Bogor, Jawa Barat. Disertasi Doktor, ITB, Bandung.

Norwegian Geotechnical Institute. 2015. Using Q-system Rock Mass Classification and Support Design. Oslo. Allkopi As.

Pettijon, F.J., 1957. Sedimentary Rock, Harper & Row, Newyork Nelson, Stephen A., 2006, Clay Minerals Tulane University, New Orleans.

Pheleger, F.B., 1951. Ecology of Foraminifera, Nortwest Gulf of Mexico, GSA Memoir 46.

Sujatmiko dan Santosa, S., 1992. Geologi Lembar Leuwidamar, Skala 1 : 100.000, Pusat Penelitian dan Pemetaan Geologi Bandung.

Thornbury, W.D., 1969. Principles of Geomorphology, John Willey & Sons, New York.

van Bemmelen, R.W., 1949. The Geology of Indonesia, Vol. IA: General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes, The Hague, Martinus Nijhoff, vol. 1A, Netherlands.

Williams, H., Turner, F.J., dan Gilbert, C.M., 1954, Petrography, an Introduction to The Study of Rock in Thin Sections, W.H. Freeman and Company, New York.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.