GEOLOGI DAN ANALISA PALEOEKOLOGI BERDASARKAN FORAMINIFERA BENTONIK FORMASI KEREK DAERAH KEDUNGPILANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI

RIFIANA MAYLIAWATI

Abstract


Lokasi pemetaan dan studi analisa paleoekologi Formasi Kerek berada di daerah Kedungpilang dan sekitarnya, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, yang berada pada koordinat 07° 16' 58,8” LS - 07° 20' 46,9” LS dan 110° 35' 31,3”BT - 110° 39' 19,8” BT. Geomorfologi daerah penelitian terdiri dari Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat Patahan, Satuan Geomorfologi Perbukitan Kaki Gunungapi dan Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial. Pola aliran sungai yang berkembang adalah Trellis dengan genetika sungai konsekuen, subsekuen dan obsekuen. Stadium erosi sunga berada pada tahap muda dan dewasa. Jentera geomorfik daerah penelitian muda hingga dewasa.

Tatanan batuan dari yang tertua hingga termuda di daerah penelitian adalah Satuan Batuan Batulempung Selang-seling Batupasir (Formasi Kerek) dilingkungan laut dalam sampai neritik tengah pada Kala Miosen Tengah-Miosen Akhir (N13-N16). Kemudian di atasnya secara tidak selaras di endapkan Satuan Batuan Breksi Lahar (Satuan Gunungapi Tak Terpisahkan) dilingkungan darat pada Kala Plistosen. Kemudian ditutupi secara tidak selaras oleh Satuan Endapan Aluvial yang menutupi batuan dibawahnya dengan batas bidang erosi. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah lipatan dan sesar. Pembentukan struktur geologi di daerah penelitian terjadi dalam datu periode tektonik, yaitu pada Kala Pliosen  dengan arah gaya utama N 340o E atau relatif baratlaut-tenggara. Studi analisa paleoekologi berdasarkan foraminifera bentonk Formasi Kerek, berdasarkan hasil analisa mikrofosil terhadap 4 conto sampel batuan batupasir dan batulempung, menunjukkan bahwa pada bagian bawah daerah penelitian diendapkan dengan mekanisme turbidit dan berada pada bagian kipas bawah. Kemudian terjadi proses regresi sehingga pada bagian atas daerah penelitian diendapkan dengan mekanisme arus traksi dan berada pada kedalaman 20-100 meter (neritik tengah). Dari data bagian atas dapat diketahui bahwa salinitasnya berada pada salinitas air laut normal (30-40%o), suhu rata-rata air laut berkisar 16o-18o C, komposisi dinding cangkang di dominasi oleh gampingan yang menandakan lingkungan pengendapannya berada pada paparan kontinen (shelf).

 

Kata Kunci: Geologi, Paleoekologi, Foraminifera Bentonik, Formasi Kerek.


Full Text:

PDF

References


Adisaputra, Mimin. K dan M. Hendrizan, 2011, Foraminifera Perairan Balikpapan, Kalimantan Timur; Lingkungan Pengendapan dan Pengaruhnya, Jurnal Geologi Kelautan, Vol.9, No 2.

Aldrian, Edvin, 2008, Meteorologi Laut Indonesia, Penerbit Badan Meteorologi dan Geofisika, Jakarta, ISBN: 9789791241199.

Ali, M.J, Ovinda dan Ulam P. Nababan, 2014, Asosiasi dan Paleoekologi Batuan Karbonat Formasi Rajamandala, Padalarang, Jawa Barat, MINDAGI Vol. 8, No 2.

BAKOSURTANAL, 2000, Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1: 25.000 No. Lembar Salatiga No.1408-613 dan Lembar Karanggede No.1408-614, Cibinong

Bé, A.W.H & Tolderlund, D.S, 1971, Distribution Ecology of Living Planktonic Foraminifera In Surface Water of Atlantic and Indian Ocean, In Funnel, B.M and Riedel, W.R. The Micropaleontology of Ocean.

Blow, W. H. and Postuma J. A. 1969. “Range Chart, Late Miosen to Recent Planktonic Foraminifera Biostratigraphy”, Proceeding of The First.

Boltovskoy, E, and Wright, R. 1976. Recent Foraminifera. The Hauge.

Bouma, Arnold, H, 1962, Sedimentology of some Flysch deposits: A graphic approach to facies interpretation, Amsterdam : Elsevier, 168 p.

Braiser, Martin & Howard Amstrong, 2005, Microfossils, Second Edition, Blackwell Publishing, Oxford University, United Kingdom.

Budi, Eko. L., Mufdi Firdaus dan Tri Bambang SR, 2010, Paleoenvironments of The Permian-Cretaceous Sediments of The Bintuni Bay, Papua. Lemigas Scientific Contributions, Vol. 33, No. 1, May 2010: 71-83.

Effendi, Hefni, 2003, Telaah Kualitas Air; Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan, Edisi Pertama, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Jurnaliah, Lia, 2003, Variasi Komposisi Dinding Cangkang Formaminifera Bentonik Kecil Resen Perairan Semarang (Lembar 1409) Jawa Tengah, Bulletin Of Scientific Contribution, Vol.11, No. 1, Page 11-15.

Lobeck, A. K., 1939, Geomorphology: An Introduction to the Study of Landscapes, Mc.Graw-Hill Book Company, New York.

Noor, Djauhari, 2014, Geomorfologi, Edisi Pertama, Penerbit Deepublish (CV Budi Utama), Jalan Kaliurang Km 9,3 Yogyakarta 55581.ISBN 602280242-6, h.326.

Ola, Peter and Adewale, K.B., 2014, Foraminiferal Assemblage and Paleoenvironment; A Case Study of Meren 31 Side Tract-2 Well, Offshore Niger Delta, Journal of Environment and Eart Sciene, Vol 4 No 22.

Phleger, Fred & Parker L. Frances, 1951. Foraminifera Species, Part II, Scripps Institution of Oceanography, La Jolla, California.

Purnomo, J., dan Purwoko., 1994, Kerangka Tekntonik dan Stratigrafi Pulau Jawa Secara Regional dan Kaitannya dengan Potensi Hidrokarbon, Prosiding Geologi dan Geotektonik Pulau Jawa, Yogyakarta.

Pulunggono. A dan S. Martodjojo., 1994, Geotektonik Pulau Jawa Sejak Akhir Mesozoik Hingga Kuarter, Makalah Seminar Geologi, Jurusan Teknik, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Pringgoprawiro, Harsono., 1983, Biostratigrafi dan Paleogeografi Cekungan Jawa Timur Utara Suatu Pendekatan Baru. Institut Teknologi Ban dung, Bandung.

Sukardi dan T. Budhitrisna., 1992, Geologi Lembar Salatiga – Jawa (Geology of The Karangnunggal Quadrangle – Java), Skala 1:100.000 No. 1408-6, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi, Bandung.

Valchev, Boris, 2003, On The Potential Of Small Benthic Foraminifera As Paleoecological Indicators; Recent Advances, 50 years University of Mining and Geology “St. Ivan Rilski”, Annual Vol.46, Part 1, Geology And Geophysics, sofia, pp 189-194.

Vessel, R.K. and Davies, D.K, 1981. Marine Sedimentation in Active Fore Arc Basin. SEPM Special Publication, 31. P. 31-48.

Walker, R.G., 1978, "Deep-water sandstone facies and ancient submarine fans: model for exploration for stratigraphic traps", American Association of Petroleum Geologists Bulletin, 62 (6), p. 932-966.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.