GEOLOGI DAERAH PILANGREJO DAN SEKITARNYA KECAMATAN NGLIPAR KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

RIKI SUPRIATNA

Abstract


Pemetaan geologi di daerah Pilangrejo dan sekitarnya, kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas daerah penelitian 49 km². Satuan Geomorfologi di daerah penelitian dibagi menjadi 2 (dua) Satuan Geomorfologi, yaitu: Satuan Geomorfologi Perbukitan Patahan Homoklin dengan Jentera geomorfik masuk tahapan dewasa dan Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial dengan jentera geomorfik masuk tahapan muda dan pola aliran sungai pada daerah penelitian adalah pola aliran Rektangular serta Stadia sungai pada daerah penelitian berada pada tahapan muda - dewasa. Tatanan batuan yang tersingkap di daerah penelitian dari yang paling tua ke muda adalah Satuan Batuan Batupasir Tufan selang-seling Batulempung sisipan Tuf Formasi Semilir yang berumur Miosen Awal (N5) di endapkan pada lingkungan laut dalam. Selaras diatasnya diendapkan Satuan Batuan Breksi Formasi Nglanggran yang berumur Miosen Awal di endapkan pada lingkungan laut dalam. Selaras diatasnya di endapkan Satuan Batuan Batupasir selang-seling Batulempung Formasi Sambipitu yang berumur Miosen Awal-Miosen Tengah (N7-N9) di endapkan pada lingkungan laut dalam. Selanjutnya selaras diatasnya diendapkan Satuan Batuan Batugamping Formasi Wonosari yang berumur Miosen Tengah (N10 – N13) di endapkan pada lingkungan laut dangkal.  Pada Kala Miosen Tengah (N14), Satuan Endapan Aluvial menutupi Satuan Batuan yang ada di bawahnya dengan di batasi oleh bidang erosi, proses pengendapan satuan ini masih berlangsung sampai sekarang. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa patahan / sesar, yaitu Sesar Mendatar Blembleman, Sesar Mendatar Kedungpoh. Arah gaya utama yang membentuk struktur ini adalah N335oE atau relatif berarah Barat Laut – Tenggara. Pembentukan struktur geologi di daerah penelitian dimulai pada N14 (Miosen Tengah) hingga Plistosen, sebagai pengaruh dari Orogenesa Intra Miosen.

Kata Kunci     :  Batuan, Formasi, Geologi, Geomorfologi, Struktur

Full Text:

PDF

References


Blow, W. H. and Postuma J. A. 1969. Range Chart, Late Miosen to Recent Planktonic Foraminifera Biostratigraphy, Proceeding of The First.

Lobeck, A.K., 1939. Geomorphology: an Introduction to the study of Landscape, New York and London: Mc Graw-Hill Book Company. Inc.

Pettijon, F.J., 1957. Sedimentary Rock, Harper & Row, Newyork Nelson, Stephen A., 2006, Clay Minerals Tulane University, New Orleans.

Phleger, F.B., 1951. Ecology of Foraminifera, Nortwest Gulf of Mexico, GSA Memoir 46.

Raharjo, W., S. Rumidi dan H.M.D. Rosidi, 1995 Geologi lembar Yogyakarta – Jawa ( Geology Of The Yogyakarta Quadrangle – Jawa), Pusat penelitian dan pengembangan geologi, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi, Bandung.

Thornbury, W.D., 1969. Principles of Geomorphology, John Willey & Sons, New York.

Untung, M. dan Wirisudarmo, G., 1975, Pola Struktur Jawa dan Madura Sebagai Hasil Penafsiran Pendahuluan Data Gaya Berat, Geologi Indonesia, jilid 2, no.1, h. 15-24.

Van Bemmelen, R.W., 1949. The Geology of Indonesia, Vol. IA: General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes, The Hague, Martinus Nijhoff, vol. 1A, Netherlands.

Walker, R.G and Mutti, E., 1978, Turbidites and Deep Water Sediment, Turbidit Facies and Facies Association, Lectures note Series, Pacific on Section S.E.P.M.

Williams, H., Turner, F.J., dan Gilbert, C.M., 1954, Petrography, an Introduction to The Study of Rock in Thin Sections, W.H. Freeman and Company, New York.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.