GEOLOGI DAERAH PANDAM GADANG DAN SEKITARNYA, KECAMATAN GUNUNG OMEH, KABUPATEN LIMA PULUH KOTA PROVINSI SUMATERA BARAT

IKBAL HAFIZ LUBIS

Abstract


Daerah Pandam Gadang, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat merupakan daerah dataran tinggi, perbukitan dengan ketinggian antara 700–1100 mdpl, stratigrafi pada daerah penelitian ini tersusun oleh enam formasi. Berdasarkan kondisi geologi yang cukup rumit di daerah penelitian membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan pemetaan geologi di daerah Pandam Gadang, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Tujuan penelitian dan pemetaan geologi Daerah Pandam Gadang dan sekitarnya, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat adalah untuk mengetahui kondisi geologi wilayah tersebut mencakup geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, serta sejarah geologi daerah penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, penelitian lapangan, analisa laboratorium dan studio. Hal yang dicapai dalam penelitian dan pemetaan geologi Daerah Pandam Gadang dan sekitarnya, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat adalah sebagai berikut: Geomorfologi daerah penelitian secara morfogenesa dapat dibagi menjadi 4 (empat) satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat Patahan, Satuan Geomorfologi Bukit Intrusi, Satuan Geomorfologi Perbukitan Produk Gunungapi dan Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial yang termasuk dalam stadia muda - dewasa. Pola aliran trellis yang terdapat di daerah penelitian dikontrol oleh struktur perlipatan sinklin, stadia erosi sungai berada pada tahapan muda. Jentera geomorfik daerah penelitian termasuk kedalam jentera geomorfik muda hingga tua. Satuan batuan yang terdapat di daerah penelitian dari tua ke muda adalah Satuan Batuan Batugamping (Formasi Ombilin) berumur Oligosen Akhir-Miosen Awal pada lingkungan pengendapan laut dangkal. Secara menjemari diendapkan Satuan Batuan Batupasir sisipan Batulempung (Formasi Ombilin) berumur Miosen Awal – miosen tengah pada lingkungan pengendapan laut dangkal. Secara tidak selaras diendapkan Satuan Batuan Granit berumur Miosen Akhir. Secara tidak selaras diendapkan Satuan Batuan Tuf (Ranau) berumur plistosen pada lingkungan darat. Secara tidak selaras diatasnya diendapkan Satuan endapan Aluvial yang dibatasi oleh bidang erosi. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah struktur kekar, lipatan dan sesar. Struktur kekar berupa kekar gerus (shear fracutre) dan kekar tarik (extension fracture). Struktur lipatan berupa struktur Sinklin Pandam Gadang, serta struktur sesar berjenis Sesar Mendatar Tanjung Bungo dan Sesar Mendatar Pandam Gadang. Keseluruhan struktur geologi yang ada di daerah penelitian terjadi dalam satu periode yaitu Orogenesa Kala Miosen Tengah hingga Resen dengan arah gaya utama N30oE atau arah umum timurlaut-baratdaya.

Kata Kunci:  Geologi, Geomorfologi, Stratigrafi, Struktur Geologi, Ombilin.


Full Text:

PDF

References


Bakosurtanal, 2010, Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar Padang No. 0715 dengan skala 1:25.000, Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Edisi: 1 – 1999, Cibinong, Bogor.

Barber, A.J., M.J. Crow, and J.S. Milson. 2005. (eds) Sumatra: Geology, Resources and Tectonic Evolution. Geological Society, London, Memoirs, 31:234 - 259.

Bemmelen, R.W. Van, 1949, The Geology of Indonesia, The Hague Martinus Nijhoff, Vol. 1A, Netherlands.

Blow, W. H. dan Postuma J. A. 1969. “Range Chart, Late Miosen to Recent PlanktonicLobeck, A. K., 1939. Geomorphology: An Introduction to the Study of Landscapes, Mc.Graw-Hill Book Company, New York.

Dunham, R, J., 1962, Classification of Carbonates rocks according to Deposition Texture, p 108 -121. 1n: Ham, W.E (ed) Classification of Carbonates rocks, Tulsa, Okla, AAPG mem. 1, 279 p.

Heidrick dan Aulia, 1993, “peta pola struktur utama batuan dasar cekungan sumatera tengah”

Kadarisman, D.S, 1997, Pedoman Praktikum Mineral Optik, Laboratorium Mineral Optik, Program Studi Teknik Geologi, Universitas Pakuan, Bogor.

Kastowo, D., dan Silitonga, P. 1975, Geological Map of the Solok Quadrangle, Sumatra.

Direktorat Geologi Bandung .

Koesoemadinata, R.P., dan Matasak Theo, (1981), Stratigraphy and Sedimentation Ombilin Basin Central Sumatra (West Sumatra Province), sebagai data pendukung untuk melihat perbedaan stratigrafi regional Cekungan Ombilin dengan peneliti selanjutnya.

Koning, T., 1985, Petroleum Geology of The Ombilin Intermontane Basin, West Sumatra,

Proceedings IPA Annual Convention 14th, pp 117 – 137.

Lobeck, A. K., 1939, Geomorphology: An Introduction to the Study of Landscapes, Mc.Graw-Hill Book Company, New York.

Noor, D, 2014. Geomorfologi, Edisi Pertama, Penerbit Deepublish (CV Budi Utama), Jalan Kaliurang Km 9,3

Yogyakarta 55581., h.326. ISBN 602280242-6

Phleger, Fred & Parker L. Frances, 1951. Foraminifera Species, Part II, Scripps Institution of Oceanography, La Jolla, California.

Pringgoprawiro, 1982, Revisi Stratigrafi Cekungan Jawa Timur Utara Dan Paleogeografi, Disertasi Doktor, ITB, Bandung, Indonesia.

Postuma, J.A., 1971. Manual of Planktonik Foraminifera, Elseiver Publishing Company, Amsterdam-London-New York.

Situmorang, B., Yulihanto, B., Guntur, A., Himawan, R., Jacob, T.G., 1991, Structural

Development of the Ombilin Basin West Sumatra. Proceeding IPA 20th Annual Convention, pp 1 – 15.

Syahrulyati, T., dan Karmadi, M. A, 1994, Pedoman Praktikum Mikropaleontologi, Laboratorium Mikropaleontologi, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Pakuan, Bogor.

van Bemmelen, R. W., (1949), The Geology of Indonesia, yang membahas mengenai fisiografi Cekungan Ombilin, khususnya daerah penelitian yang merupakan bagian dari Zona Jajaran Barisan.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.