GEOLOGI DAERAH MUARA SINGAN DAN SEKITARNYA KECAMATAN GUNUNG BINTANG AWAIKABUPATEN BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

ARICA NEFIA

Abstract


Pemetaan geologi bearada pada Daerah Muara singan dan sekitarnya, Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito selatan, Kalimantan Tengah, yang berada pada koordinat 115° 10' 30”BT - 115° 13' 30” BT dan 1° 32' 0” LS 1° 35'30” LS dengan Luas daerah penelitian ± 56,25  km2. Geomorfologi pada daerah peleitian dibagi menjadi 3 satuan yaitu : Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipatan, Satuan Perbukitan Intrusi Dan Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial dengan jentera geomorfik dewasa dan Pola aliran sungai yaitu pola aliran rectangular.tipe genetika Sungai yang terdapat pada lokasi penelitian yaitu Subsekuen. Tatanan Statigrafi dari yang tertua hingga termuda daerah penelitian yaitu Satuan Batuan Batugamping Sisipan Batulempung (Formasi Berai), berumur oligosen awal – oligosen akhir (Tc – Te4), diendapkan pada lingkungan pengendapan laut Dangkal yaitu Backreef. Satuan Batuan Batupasir selang seling Batulempung sisipan Batubara (Formasi Warukin) berumur Miosen Tengah diendapkan pada lingkungan pengendapan Delta upper plain. Selanjutnya terjadi orgonesa dan dikuti aktivitas vulkanik yang menyebabkan terjadi intrusi batuan yaitu Satuan batuan Riolit yang berumur pliosen. Pembentukan struktur – struktur geologi pada daerah penelitian terjadi dalam satu periode tektonik, yaitu pada kala Miosen Tengah – pliosen.

 

Kata Kunci : Geomorfologi ,Statigrafi, Struktur Geologi


Full Text:

PDF

References


Alaudin. 2015. Geologi lembar buntok, Kalimantan . Geosince news and Information.

Anonim. 1991. Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000 Lembar Tabakkanilan No. 1714033. Bogor: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional.

Badan Standar Nasional Indonesia. (1998). Klasifikasi Sumber daya dan Cadanga Batubara. Amandemen.

Bemmelen, R.W. Van, 1949, The Geology of Indonesia, The Hague Martinus Nijhoff, Vol.1A, Netherlands.

Dunham,R. J., 1962, Classification of Carbonate Rock According to Depositional Texture, In Han, W. E. (ed) 1962, Classification of Carbonate Rock, AAPG, Bull. Men 1, p. 108 – 121.

Jones, J. D. (1956). Introduction to microfossils. Haeper’s Geoscience Series, Carey Croneis, Ed, New York, 7–18.

Pettijohn, F. J. (1956), Second Edition Sedimentary Rocks, Harper and Brothers,New York.

Satyana, A.H., Nugroho, D., Surantoko, I, 1999, Tectonic Controls on The Hydrocarbon Habitats of The Barito, Kutai and Tarakan Basin, Eastern Kalimantan, Indonesia; Major Dissimilarities, Journal of Asian Earth Sciences Special Issue Vol. 17, No. 12, Elsevier Science, Oxford 99-120

Satyana and Silitonga, (1994), Tectonic Reversal in east Barito Basin and Meratus Complex,consideration of the type of inversion structures and petroleum system significance. Proceeding of the Indonesia 22nd Annual Convention.

Sukandarrumidi, 2006, Batubara dan pemanfaatanya . UGM (universitas Gadjah mada) Yogyakarta.

Williams,H.,Turner, F.J., and Gilbert, C., Petrografhy An Introduction to the Study of Rock in Thin Section, University of California, 406 p.

Witts, D., dkk. (2011). Stratigraphy and sediment provenance, Barito basin, Southeast Kalimantan. Retrieved from http://archives.datapages.com/data/ipa_pdf/2011/IPA11-G-054.pdf


Refbacks

  • There are currently no refbacks.