GEOLOGI DAERAH MUARA WAHAU, KEC. MUARA WAHAU, KAB. KUTAI TIMUR, PROV. KALIMANTAN TIMUR, SERTA PERHITUNGAN SUMBERDAYA NIKEL DAERAH "X"

Dede Tedi Arip Suandi

Abstract


Secara administratif daerah penelitian berada di Muarawahau dan sekitarnya, Kecamatan Muarawahau, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, dengan luas penelitian 8 km X 8 km atau sekitar 6400 Km2. Secara geografis terletak pada 1060 34’ 60’’ BT – 10 10’ 25’’LS dan 1060 34’ 60’’ BT – 10 06’ 05’’LS.

Gemorfologi daerah penelitian dibagi menjadi 3 (tiga) satuan geomorfologi yaitu,  Satuan Geomorfologi Perbukitan Monoklin, Satuan Geomorfologi Pebukitan Lipat Patahan, Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial. Pola aliran sungai yang berkembang didaerah penelitian adalah Pola Aliran Trelis, dengan genetika sungai konsekuen, subsekuen, obsekuen. Stadia erosi sungai berada pada stadia muda dan dewasa, dengan stadia geomorfik dewasa.

Satuan Batupasir Sisipan Batulempung diendapkan, pada kala Oligosen Akhir (N2), di lingkungan darat (fluvial), dengan ketebalan ± 540 m. Satuan Batulempung Perselingan Batupasir Sispan Konglomerat diendapkan pada Kala Miosen Awal (N3) – Miosen Awal (N8) pada lingkungan laut dangkal zona neritik tengah, dengan ketebalan ±1500 m. Satuan Konglomerat Sisipan Batugamping, Batupasir Dan Batulempung Lensa Batubara diendapkan pada kala Miosen Tengah(N9), pada lingkungan laut dangkal zona neritik tengah menuju zona transisi, dengan ketebalan ±700 m. Satuan Endapan Alluvial terdiri dari material – material lepas berukukuran lempung, pasir, kerikil, sampai kerakal berumur Holosen – Resen

Struktur geologi daerah penelitian terjadi pada kala miosen tengah (N12 – N14), diawali dengan pembentukan, kekar, lipatan, dan patahan, meliputi Sinklin Sungai kancil, Sinklin Sungai Payau, Antiklin Bukit Pasak Bumi, serta diakhiri oleh Sesar Mendatar Bukit Pacet, Sesar Mendatar Bukit Pasak Bumi, Sesar Mendatar Sungai Embung. Dengan gaya utama yang bekerja berarah N 900 E.

Studi khusus perhitungan sumberdaya nikel daerah ‘X’  luas area prospek 8.0 Ha, dengan metoda area pengaruh (influence area), didapat kadar nikel 1.4 - 1.7 %  = 543,750 metrik ton, kadar nikel 1.8 – 2.0 % = 322,500 metrik ton, kadar nikel  > 2.0 % = 798,750 metrik ton, Jumlah keseluruhan Sumberdaya Terunjuk dikali faktor: 1,665,000 metrik ton. Kadar rata – rata ore nikel = 2.00 %, ketebalan rata – rata ore nikel  = 9, 87 m, jumlah ketebalan rata – rata lapisan penutup = 6.20 m, dengan volume tanah penutup 906,750 metrik ton, maka didapat striping ratio 1 : 1. Dari perhitungan total sumberdaya nikel terunjuk hanya 60% yang dapat diambil dari keseluruhan sumberdaya dengan luas area 8 Ha, dikarnakan data pemborannya belum sampai tahap eksplorasi detail ( 25 – 12,5 meter), maka jumlah sumberdaya : 656,000 metrik ton.

Berdasarkan jumlah sumberdaya tersebut, mengacu harga pasar nikel dunia berdasarkan London Metal Exchange (LME), dengan harga $ 15 tiap ton untuk kadar nikel rata – rata 2.0 %, didapat $ 9,840,000 dikonversi ke rupiah tanggal 24 November 2014, untuk 1 $ = Rp 12,290, didapat Rp 120,933,600,000.

Kata – kata kunci :  antiklin, sinklin, pararel laminasi, ripple mark, garnierite, peridotit


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.