IDENTIFIKASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KECAMATAN BAAMANG KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

HENDRIKO PUTRA

Abstract


Kawasan permukiman di Kecamatan Baamang Kabupaten Kotawaringin Timur di atur dalam Kebijakan RTRW Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2013 - 2032 yang kemudian di atur dalam SPPIP tentang kawasan permukiman di kawasan tepian sungai. Isu – isu dalam kondisi eksisting di kawasan tepian sungai di kelurahan Baamang Hilir, Baamang Tengah dan Baamang Hulu ini di antaranya adalah peruntukan lahan yang bukan pada peruntukannya, kurangnya fasilitas umum, kurangnya RTH. Tujuan penelitian ini adalah : a) Mengidentifikasi luas dan pola sebaran kawasan permukiman kumuh b) Mengidentifikasi kondisi eksisting kawasan permukiman kumuh c) Mengidentifikasi permasalahan kawasan permukiman kumuh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey primer, survey sekunder, dan studi literatur, adapun kriteria yang di gunakan dalam penentuan kawasan permukiman kumuh adalah kondisi bangunan permukiman, status kepemilikan lahan, kepadatan bangunan, keadaan sarana dan prasarana, sanitasi, pekerjaan dan pendapatan masyarakat, tingkat pendidikan dan budaya masyarakat. Tahapan analisa yang pertama adalah melakukan deliniasi kawasan, menentukan pola sebaran kawasan selanjutnya metode analisa kuantitatif dan metode analisa kualitatif dengan data primer dan sekunder dari lapangan dan instansi. Hasil dari penelitian antara lain adalah kondisi eksisting kawasan permukiman kumuh sangat kurang dari standar permukiman yang layak huni maka dari itu muncul permasalahan di kawasan permukiman tepian sungai Mentaya seperti terbangunnya bangunan non permanen sebagai tempat tinggal dengan status kepemilikan lahan milik pemerintah, keadaan sarana dan prasarana yang terbatas, sanitasi yang buruk, kepadatan bangunan yang semakin berkembang dan sekaligus menambah jumlah pendudukan yang semakin tinggi dengan tingkat pendidikan yang rendah. Penyebab timbulnya kawasan kumuh ini yaitu adalah pekerjaan masyarakat yang menjadi budaya dan mempengaruhi pendapatan mereka (aspek ekonomi) juga dapat dilihat dari perilaku masyarakat yang buruk terhadap lingkungan sekitar menyebabkan kondisi lingkungan di kawasan permukiman kumuh ini sangat buruk (aspek kebudayaan).

 

Kata kunci: Permukiman  Kumuh, Fisik, Sosial, Budaya


Full Text:

PDF

References


Agus S. Sadana 2014. Perencanaan Kawasan Permukiman. Jakarta : Universitas Pancasila, 2014.

Apriwan, 2011. Millenium Development Goals (Jurnal Studi) Malang : Universitas Malang, 2011.

BAPPEDA Kabupaten Kotawaringin Timur, 2013. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sukabumi Tahun 2013-2032. Kota Sampit: BAPPEDA.

Prof. DR. Parsudi Suparlan, 1984, Kebudayaan Kemisikinan, dalam Kemiskinan Perkotaan. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia – Sinar Harapan.

Rahardi Leksana 2011. Penataan Permukiman Sempadan Sungai di Sangrah, Tugas Akhir Jurusan Arsitektur Surakarta : Universitas Sebelas Maret, 2011.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.