KLASTERISASI PERMUKIMAN KUMUH BERDASARKAN KARAKTERISTIK DAN FAKTOR PENYEBAB KUMUH DI KECAMATAN BOGOR SELATAN KOTA BOGOR

MUHAMAD FAIZAL MARDIANSYAH

Abstract


Menurut SK Walikota Bogor No. 653.45-282 Tahun 2019 Kecamatan Bogor Selatan merupakan kecamatan dengan jumlah lokasi kumuh terbanyak di Kota Bogor yakni sebanyak 26 lokasi kumuh. Permukiman kumuh di Kecamatan Bogor Selatan memiliki karakteristik dan faktor penyebab kekumuhan yang berbeda antara lokasi kumuh satu dengan lainnya. Maka, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan: 1) menganalisa karakteristik permukiman kumuh; 2) menganalisa faktor penyebab kumuh; dan 3) mengklasterisasikan permukiman kumuh berdasarkan karakteristik dan faktor penyebab kumuh di Kecamatan Bogor Selatan. Kriteria kekumuhan menurut Permen PUPR No. 14 tahun 2018 tentang P2KPKP digunakan sebagai variable karakteristik kumuh,  sedangkan variabel faktor  penyebab kumuh yang digunakan berasal dari sintesa teori para ahli. Metode analisa penelitian yang digunakan diantaranya adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif serta analisis delphi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya: 1) terbaginya permukiman kumuh di Kecamatan Bogor Selatan dalam 4 klaster berdasarkan kesamaan karakteristiknya; 2) diketahui 5 faktor penyebab kumuh di Kecamatan Bogor Selatan yakni tingkat penghasilan, tingkat Pendidikan, tingkat pengendalian pemanfaatan ruang dan tingkat kepedulian masyarakat terhadap lingkungan rendah serta kualitas dan ketersediaan sarana prasarana permukiman minim; 3) didapatkan 6 klaster permukiman kumuh berdasarkan kesamaan karakteristik dan faktor penyebab kumuh di Kecamatan Bogor Selatan. Klaster 1A dan klaster 1B memiliki memiliki karakteristik yang sama yakni kekumuhannya relatif lebih buruk dibandingkan klaster lainnya namun klaster 1A dipengaruhi 5 faktor sedangkan klaster 1B dipengaruhi  4 faktor penyebab kumuh. Klaster 2 memiliki karakteristik kekumuhan relatif buruk yang dipengaruhi oleh 2 faktor penyebab kumuh. Klaster 3A dan 3B memiliki kesamaan karakteristik yakni relatif lebih baik dibandingkan klaster lainnya namun klaster 3A hanya dipengaruhi 3 faktor penyebab sedankan klaster 3B dipengaruhi 1 faktor penyebab kumuh. Klaster 4 memiliki kondisi kekumuhan paling baik yang dipengaruhi 3 faktor penyebab kumuh.

Kata Kunci: Permukiman, kumuh, karakteristik, faktor penyebab, klasterisasi.


Full Text:

PDF

References


Adisasmita, H. R. 2005. Pembangunan Ekonomi Perkotaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Barbara, P. B. dan Umilia, E. 2014. Clustering Permukiman Kumuh Di Kawasan Pusat Kota Surabaya. Jurnal Teknik POMITS, 3(2), C172-C177.

Badan Pusat Statistika. 2022. Kota Bogor Dalam Angka 2021. Bogor: BPS.

Badan Pusat Statistika. 2022. Kecamatan Bogor Selatan Dalam Angka 2021.

Budiharjo, Eko. 1984. Sejumlah Masalah Permukiman Kota. Bandung: PT Alumni.

Budiharjo, Eko. 2009. Perumahan dan Permukiman di Indonesia. Bandung: PT Alumni

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2018. Panduan Penyusunan RP2KPKP. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Emzir. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Press.

Ghozali. 2013. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Hendriko. 2016. Identifikasi Kawasan Permukiman Kumuh Kecamatan Baamang Kabupateng Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah. Skripsi. Bogor: Universitas Pakuan.

Irlan. 2013. Modul Metode Delphi. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Komarudin. 1999. Pembangunan Perkotaan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

Kota Bogor. 2019. SK Walikota Bogor No. 653.45-282 Tahun 2019 tentang Penetapan Lokasi Penanganan Permukiman Kumuh di Kota Bogor Undang-Undang No.1 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Permukiman. Bogor: Pemerintah Kota Bogor.

Kuswartojo, Tjuk. 2005. Perumahan dan Permukiman Indonesia. Bandung: Penerbit ITB.

Sinulingga, Budi D. 1999. Pembangunan Kota: Tinjauan Regional dan Lokal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Surtiani, Eny E. 2006. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terciptanya Kawasan Permukiman Kumuh di Kawasan Pusat Kota (Studi Kasus: Kawasan Pancuran, Salatiga). Tesis. Surabaya: Universitas Diponegoro.

Yunus, Hadi Sabari. 2000. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Permen PU No. 14 Tahun 2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.

Perda Kota Bogor No. 6 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor Tahun 2011-2031.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.