ANALISIS PERWUJUDAN PEMANFAATAN RUANG DI SUB WILAYAH KOTA VII (SWK VII) KOTA SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT
Abstract
Dari waktu ke waktu kota Sukabumi mengalami perkembangan yang cukup pesat di berbagai aspek. Perkembangan dapat dilihat dari bagaimana pembangunan telah dilakukan, baik dari segi fisik maupun non-fisik. Indikator pembangunan tersebut biasanya terkait dengan adanya peningkatan kebutuhan akan ketersediaan fasilitas, utilitas, serta sarana dan prasarana pendukung seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat yang ada. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada tahun 2010 RTRW Kota Sukabumi tahun 2001-2011 dengan menggunakan analisis penginderaan jauh, bahwa inkonsistensi yang paling besar terjadi di Kecamatan Lembursitu sebesar 65,93 ha atau 1,36% dari luas total kota Sukabumi dan yang paling kecil di kecamatan Gunung Puyuh sebesar 3,37 ha atau 0,07% (Mudhofir M;2010). Hal ini di akibatkan karena adanya efek spillover dari Kabupaten Sukabumi yang berdekatan dengan Kecamatan Lembursitu. Efek spillover adalah eksternalitas kegiatan ekonomi atau proses yang mempengaruhi wilayah yang tidak terlibat langsung. Sehingga perkembangan penggunaan lahan di kecamatan Lembursitu meningkat setiap tahunnya. Dalam rangka mendorong pengembangan wilayah kota Sukabumi sesuai arahan RTRW telah di bagi menjadi 7 (tujuh) Sub Wilayah Kota, dan kecamatan Lembursitu sebagai Sub Wilayah Kota VII (SWK VII) selanjutnya SWK VII sebagai wilayah studi penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan dari tahun 2001 sampai tahun 2015, kesesuaian lahan tahun 2015 dengan rencana pola ruang tahun 2011-2031, dan mengidentifikasi perwujudan program pemanfaatan ruang tahun 2011-2015. Metode analisis yang dilakukan adalah analisa kuantitatif menggunakan metode GIS yang didukung dengan deskripsi kualitatif, dan mengidentifikasi program perwujudan ruang menggunakan analisis yang tertuang di dalam pedoman monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang. Berdasarkan perkembangan perubahan penggunaan lahan di SWK VII tahun 2001-2015 meningkat sebesar 69,35 Ha, dan kesesuaian pemanfaatan ruang yang dibagi menjadi 4 (empat) klasifikasi yaitu sesuai terbangun sebesar 125, Ha, sesuai tidak terbangun 208,4 Ha, tidak sesuai terbangun 61,3 Ha, dan tidak sesuai tidak terbangun 310, Ha. Selanjutnya berdasarkan dari hasil penilaian terhadap pola dan struktur ruang hasilnya adalah sebesar 33,29%, artinya tingkat kesesuainnya Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Sukabumi di SWK VII sedang, yang berarti pemanfaatan ruang masih belum sepenuhnya sesuai dengan rencana tata ruang.
Kata Kunci: Penataan Ruang, Perubahan Lahan, Perwujudan Ruang
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.