PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT BETON BUBUK REAKTIF PADA UJI TARIK BELAH

SRI HANDAYANI

Abstract


Beton merupakan bahan serbaguna dan penting untuk pembangunan infrastruktur di seluruh dunia. Salah satu perkembangan material baru, yaitu beton bubuk reaktif, berbeda dari beton umumnya. Beton bubuk reaktif (BBR) adalah jenis beton baru yang memiliki kuat tekan ultra tinggi Komponen penyusun beton bubuk reaktif adalah bubuk yang sangat halus dan memiliki kandungan silika tinggi. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan reaksi yang terjadi pada beton dan meningkatkan homogenitas beton. Beton bubuk reaktif terdiri dari semen, silica fume, pasir kuarsa, superplasticizer dan ditambah serat baja untuk meningkatkan daktilitas. Beton bubuk reaktif memiliki peluang yang sangat besar sebagai material konstruksi di Indonesia mengingat tersedianya material utama, yaitu kuarsa. Penelitian ini bertujuan menjajagi kemungkinan pengembangan beton bubuk reaktif di Indonesia, yaitu mendapatkan rencana campuran beton bubuk reaktif dengan menggunakan material lokal, yaitu pasir kuarsa dan serat yang mudah didapat yaitu serat bendrat.Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Variasi penelitian adalah penggunaan tipe semen dan kandungan serat. Tipe semen yang digunakan adalah tipe I dan tipe II. Setiap tipe semen dibuat benda uji dengan material penyusun terdiri dari semen, pasir kuarsa #50, pasir kuarsa #200, silica-fume, superplasticizer, ditambah serat jenis kawat bendrat, dan sebagai pembanding dibuat benda uji serupa tetapi tidak ditambah serat bendrat. Benda uji berbentuk kubus 5x5x5cm3 dan silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm untuk pengujian kuat tekan. Sedangkan pengujian kuat tarik belah dilakukan terhadap benda uji berbentuk silinder berukuran 10x20 cm2. Hasil pengujian kuat tekan kubus pada benda uji dari semen tipe II dengan serat bendrat 0,5%  adalah 34,0 MPa dan tanpa serat 48,4 MPa, sedangkan pada benda uji dari semen tipe I dengan serat bendrat 0,5% adalah 37,8 MPa dan tanpa serat 47,8 MPa. Terdapat selisih 15% dari pengujian kuat tekan kubus semen tipe 1 dan tipe 2 dari yang berserat atau tidak berserat kawat bendrat maka dapat disimpulkan bahwa yang berserat bendrat lebih kecil mutu beton nya dibandingkan dengan yang tidak memakai serat bendrat. Hasil pengujian kuat tekan silinder pada benda uji dari semen tipe II dengan serat bendrat 0,5% adalah 51,56 MPa dan tanpa serat 49,8 MPa, sedangkan pada benda uji dari semen tipe I dengan serat bendrat 0,5% adalah 34,5 MPa dan tanpa serat 45,16 MPa. Demikian juga hasil pengujian kuat tarik belah pada benda uji dari semen tipe II dengan serat bendrat 0,5% adalah 3.95 MPa dan tanpa serat 2,74 MPa, sedangkan pada benda uji dari semen tipe I dengan serat bendrat 0,5% adalah 2,23 MPa dan tanpa serat 2,45 MPa.

 

Kata kunci: beton bubuk reaktif, serat bendrat, kuat tekan, kuat tarik belah


References


ASTM C150-92 ‘’Standard Specification for Portland cement’’

ASTM C39-94 “Test Method For Compressive Strength of Cylindrical Concrete Specimen”

ASTM C494 – 92 “Standard Specification for Chemical Admixture for Concrete”

Badan Standarisasi Nasional, 2004. SNI 15-2049-2004 (Semen Portland), Dapartemen Pekerjaan Umum, Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. 2002, SNI 03-6825-2002 Metode Pengujian Kekuatan Tekan Mortar Semen Portland. Teknis Standarisasi Konstruksi dan Bangunan, Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional, 2002 SNI 03-6468-2000 “Tata Cara Pembuatan dan Pelaksanaan Beton Berkekuatan Tinggi”

Badan Standarisasi Nasional, 2000 SNI 03-6468-2000 ‘’Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung’’SNI-03-2492-1991 ‘’Tata Cara Perhitungan Kuat Tarik Belah Beton’’

Badan Standarisasi Nasional, 2000 SNI T-15-1991-03 ‘’ Mengenai Agregat’’

Badan Standarisasi Nasional, 2000 SNI 03-2843-2000 ‘’Macam-macam Agregat Halus dan Agregat Kasar’’


Refbacks

  • There are currently no refbacks.