MIKROSIMULASI SIMPANG TIDAK BERSINYAL MENJADI SIMPANG BERSINYAL DENGAN BANTUAN PERANGKAT LUNAK VISSIM (Studi Kasus : Simpang Jl.Pembangunan, Jl. Nanggeleng-Cirahayu, dan Jl.Raya Sukaraja-Sukabumi)

MUHAMMAD IQBAL KAHFI

Abstract


Kota Sukabumi telah ditetapkan sebagai pusat kegiatan wilayah (PKW), seiring perkembangan yang terjadi cukup pesat pada suatu kota ini tentunya dapat menimbulkan beberapa dampak permasalahan, salah satunya adalah pada sistem tranportasi perkotaan. Pertumbuhan penduduk sangat mempengaruhi tingkat kebutuhan akan transportasi, tercatat pada 3 Agustus 2021 (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementrian Dalam Negeri) jumlah penduduk di Kota Sukabumi berjumlah 353.455 Jiwa (2021). Dengan tingkat pergerakan yang beragam dari berbagai jenis kendaraan mengakibatkan masalah pada persimpangan kendaraan seperti mengalami tundaan perjalanan yang cukup besar, sehingga menimbulkan kemacetan (Sani, 2010). Untuk meningkatkan pelayanan simpang tersebut perlu dilakukan evaluasi, analisis dan juga 2 pemodelan pada simpang. Salah satunya dengan memberikan sinyal pada simpang Jl.Pembangunan, Jl.Nanggeleng-Cirahayu, dan Jl.Raya Sukaraja-Sukabumi. Pemodelan simpang menggunakan perangkat lunak PTV Vissim. Metode survei yang digunakan adalah metode pengambilan data secara langsung dilapangan, Sedangkan analisa data menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel dan PTV Vissim yang digunakan sebagai alat simulator untuk menganalisis kinerja simpang dan melakukan pemodelan pada simpang yang ditinjau. Berdasarkan perhitungan MKJI pada kondisi eksisting tingkat pelayanan simpang mendapat nilai F, maka pada simpang  Jl.Pembangunan, Jl.Nanggeleng-Cirahayu, dan Jl.Raya Sukaraja-Sukabumi diberikan sinyal lalu lintas. Berdasarkan perhitungan MKJI tingat pelayanan setelah diberi sinyal masih F, sedangkan pada vissim mendapatkan nilai C untuk pendekat Timur, D untuk pendekat Barat, dan E untuk pendekat Selatan. Pada alternatif 1 perubahan waktu siklus dari 55 detik menjadi 130 detik, tingkat pelayanan naik menjadi C untuk pendekat timur dan barat, dan D untuk pendekat selatan. Pada alternatif 2 perubahan geometrik simpang dengan melebarkan jalan mendapatkan nilai A untuk pendekat timur, B untuk pendekat Barat, dan C untuk pendekat Selatan, dan panjang antrian berkurang pada pendekat Timur berkurang dari 260,44 m menjadi 86,69 m, pada pendekat Barat panjang eksisting 250,58 m menjadi 36,51m, dan pada pendekat Selatan dari 409,33 m menjadi 73,28 m . Sehingga dapat disimpulkan pada alternatif ke 2 dapat meningkatkan pelayanan jalan dan mengurangi panjang antrian.

 

Kata Kunci : Simpang tidak bersinyal menjadi simpang bersinyal,Software, vissim


Full Text:

PDF

References


Marissa Ulfah. 2017. Mikrosimulasi Lalulintas Pada Simpang Tiga Dengan Software Vissim (Studi Kasus: Simpang Jl. A. P. Pettarani – Jl. Let. Jend. Hertasing dan Simpang Jl. A. P. Pettarani – Jl. Rappocini Raya). Makassar: Universitas Hasanuddin.

Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Risdiyanto. 2014. Rekayasa Dan Manajemen Lalu lintas. Leutika Nouvalitera, Yogyakarta.

Silvia Sukirman. 1999. Dasar-Dasar Geometrik Jalan. NOVA, Bandung.

Prima J. Romadhona. Tsaqil Nur Ikhsan, Dika Prasetyo, 2019. Aplikasi Permodelan Lalu Lintas: PTV Vissim 9.0 Modelling Basic Using Microscopic Traffic Flow Simulation. UII Press, Yogyakarta.

Putri Nurjannah Haryanti. 2015. Mikrosimulasi Mixed Traffic Pada Simpang Bersinyal Dengan Perangkat Lunak Vissim (Studi Kasus: Simpang Tugu, Yogyakarta). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Visualisasi Data Kependuduka-Kementrian Dalam Negeri 2021. www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2 Juli 2022.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.