Estimasi Koseismik Akibat Gempabumi Laut Jawa 2024 Berdasarkan Data Global Navigation Satellite System
Abstract
Pada tanggal 22 Maret 2024 terjadi gempabumi tektonik di Laut Jawa berkekuatan 6.5 Mw berjarak ~ 33 km barat Pulau Bawean dengan kedalaman sekitar 10 km. Wilayah ini mengalami peningkatan sesismik yang mulanya telah ditetapkan sebagai wilayah dengan tingkat aktivitas tektonik yang rendah. Apabila ditinjau dari sejarah pembentukannya, Pulau Jawa tersusun dari hasil penunjaman lempeng indo-australia dengan lempeng eurasia. Hal tersebut menghasilkan busur gunung api di sepanjang Pulau Jawa yang membuat pulau ini rentan terhadap bahaya seismik. Oleh karena itu, diperlukan pemantauan terhadap aktivitas tektonik untuk keperluan mitigasi dengan memanfaatkan teknologi satelit navigasi GNSS (Global Navigation Satellite System). GNSS beroperasi secara kontinyu tanpa terbatas oleh waktu dan tempat sehingga dapat menjadi stasiun pemantau deformasi. Pada penelitian ini, digunakan stasiun Ina-CORS yang tersebar di sekitar episenter gempabumi sebagai titik pengamat untuk mengestimasi koseismik gempabumi Laut Jawa (22/04/2024) terhadap pergeseran pada setiap stasiun tersebut. Selain itu, stasiun CORS IGS (International GNSS Service) yang berskala global dilibatkan sebagai stasiun referensi dalam penentuan posisi secara relatif. Pengestimasian pergeseran titik dilakukan dengan mengolah data setiap stasiun CORS selama 61 hari. Pengolahan data pengamatan dilakukan secara post processing dengan metode differensial menggunakan perangkat lunak ilmiah berbasis linux yaitu GAMIT/GLOBK untuk mendapatkan ketelitian data yang lebih tinggi dan akurat. Hasil dari pengolahan data stasiun Ina-CORS berupa solusi harian, grafik time series, dan nilai coseismic displacement beserta visualisasinya. Melalui grafik time series beserta hasil penentuan coseismic displacement didapatkan pergeseran setiap stasiun Ina-CORS yang mengalami pergeseran ke tiga arah, yaitu 5 stasiun bergeser ke arah Timur Laut, 3 stasiun bergeser ke arah Selatan, serta sebagian besar lainnya bergeser ke arah Tenggara.
Kata kunci: CORS, Gempabumi, Tektonik.
ABSTRACTOn March 22, 2024, a tectonic earthquake with a magnitude of 6.5 Mw occurred in the Java Sea, approximately 33 km west of Bawean Island, at a depth of around 10 km. This area experienced increased seismic activity, despite initially being designated as an area with low tectonic activity. Considering its formation history Java Island is composed by the result of the subduction of Indo-Australian plate with Eurasian plate. This has led to the formation of a volcanic arc along Java Island, making the island vulnerable to seismic hazards. Therefore, monitoring of tectonic activity is necessary for mitigation purposes, utilizing Global Navigation Satellite System (GNSS) technology for continuous monitoring without limitations of time and place, which can serve as deformation monitoring stations. In this study, the Ina-CORS stations distributed around the epicenter of the Java Sea earthquake on April 22, 2024 were used as observation points to estimate the coseismic movement of the earthquake at each station. In addition, IGS (International GNSS Service) CORS stations, which have a global scale, were involved as reference stations for relative positioning determination. Estimation of point displacements was carried out by processing the data from each CORS station over a period of 61 days. The observation data processing was conducted through post-processing using the differential method with the Linux-based scientific software GAMIT/GLOBK to obtain higher precision and accuracy. The results of processing the Ina-CORS station data include daily solutions, time series graphs, and coseismic displacement values, along with visualizations. Through the time series graphs and the determination of coseismic displacement, the displacement of each Ina-CORS station was observed to occur in three directions: 5 stations shifted to the Northeast, 3 stations shifted to the South, and the majority shifted to the Southeast.
Key words: CORS, Earthquake, Tectonic.Full Text:
PDFReferences
Abidin, H. Z. (2021). Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. Bandung: ITB Press.
Bachri, S. (2014). Pengaruh Tektonik Regional Terhadap Pola Struktur dan Tektonik Pulau Jawa. Jurnal Geologi dan Sumber Daya Mineral, 15 No.4, 215-221.
Cipta, A., Supartoyo, Solikhin, A., Turjono, G., & Marin, S. (2024). Laporan dan Rekomendasi Teknis Gempa Bumi Bawean Tanggal 22 Maret 2024. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Geologi. Jakarta: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Daryono. (2024, Maret 23). Sesar Aktif Picu Gempa Dangkal di Perairan Tuban. Primetime News. (F. Megantara, Pewawancara)
Efendi, J., Prijatna, K., & Meilano, I. (2018). Analisis Pergeseran Koseismik Gempa Sianok Tahun 2007 Berdasarkan Data Pengamatan GPS Tahun 1993-2007 dan Efek terhadap SRGI 2013. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional: Reka Geomatika, 1-18.
Fahmi, M. N., Realita, A., Risanti, H., Prastowo, T., & Madlazim, M. (2023). Vulnerability in The Java Northen Region in Association With Earthquake Sources of Tectonic Origin. 12th International Physics Seminar 2023 (hal. 1-7). Journal of Physics: Conference Series. doi:10.1088/1742-6596/2596/1/012041
Govers, R., Furlong, K. P., Van de Wiel, L., Herman, M. W., & Broerse, T. (2018). The Geodetic Signature of The Earthquake Cycle at Subduction Zones: Model Constraints on The Deep Processes. Review of Geophysics, 6-49. doi:10.1002/2017RG000586
Herring, T. A., King, R. W., Floyd, M. A., & McClusky, S. C. (2018). GAMIT Reference Manual, GPS Analysis at MIT. Cambridge: Massauchetts Institute of Technology.
Husein, S. (2021, Januari 23). Dinamika Laut Jawa Akibat Pergerakan Tektonik. Diambil kembali dari https://www.its.ac.id/tgeofisika/wp-content/uploads/sites/33/2021/01/Materi-Webinar-Teknik-Geofisika-ITS-Dinamika-Laut-Jawa.pdf
Irsyam, M., Dangkua, D. T., Hoedajanto, D., Hutapea, B. M., Kertapati, E. K., Boen, T., & Petersen, M. D. (2008). Proposed Seismic Hazard Maps of Sumatera and Java Island and Microzonation Study of Jakarta City Indonesia. Journal of Earth System Science, 117, 865-878. doi:https://doi.org/10.1007/s12040‐008‐0073‐3
Lunt, P. (2019). The Origin Of The East Java Sea Basins Deduced From Sequence Stratigraphy. Marine and Petroleum Geology, 105, 17-31. doi:https://doi.org/10.1016/j.marpetgeo.2019.03.038.
Marliyani, G. I., Arrowsmith, J. R., & Helmi, H. (2019). Evidence for Multiple Ground‐Rupturing Earthquakes in The Past 4.000 Years Alon The Pasuruan Fault, East Java, Indonesia: Documentation of Active Normal Faulting in The Java Backarc. Advancing Earth and Space Science, 1491-1506.
Mauradhia, A., Anjasmara, I. M., & Susilo. (2019). Analisis Deformasi Berdasarkan Pergeseran Titik Pengamatan GPS di Kota Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 8, 213-218.
Rafiq, M. (2023). Analisis Deformasi Pulau Jawa Bagian Timur menggunakan Data Pengamatan GPS Tahun 2017-2022. Surabaya: Program Studi Teknik Geomatika, Departemen Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil Perencanaan dan Kebumian, Instistut Teknologi Sepuluh Nopember.
Sarsito, D. A., H., A., Irwan, M., Abidin, H. Z., Darmawan, D., & Gamal, M. (2004). Impikasi Co-Seismic dan Post-Seismic Horizontal Displacement Gempa Aceh 2004 Terhadap Status Geometrik Data Spasial Wilayah Aceh dan Sekitarnya. Bandung: Kelompok Keahlian Geodesi Departemen Teknik Geodesi Institut Teknologi Bandung.
Refbacks
- There are currently no refbacks.