GEOLOGI DAN KAJIAN ENDAPAN TURBIDIT FORMASI HALANG DAERAH PETAHUNAN DAN SEKITARNYA KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH
Abstract
Geomorfologi daerah penelitian terdiri atas Satuan Geomorfologi Perbukitan Homoklin dan Satuan Dataran Aluvial. Pola aliran sungai yang berkembang adalah pola aliran parallel dengan stadia sungainya pada tahapan muda dan dewasa.Tatanan batuan (Stratigrafi) dari tua ke muda tersusun atas Satuan Batuan Tuf Selang-seling Batupasir dan Batulempung (Angota Tuf Formasi Waturanda) berumur Miosen Awal – Miosen Tengah (N6 – N8), diendapkan secara menjemari dengan Satuan Breksi Sisipan Batupasir dan Batulempung (Formasi Waturanda) berumur Miosen Awal – Miosen Tengah (N6 – N9), terendapkan secara tidak selaras diatasnya Satuan Batuan Batupasir Seling-seling Batulempung Sisipan Breksi (Formasi Halang) berumur Miosen Akhir – Pliosen (N15 – N19) serta diendapkan tidak selaras di atas Satuan Endapan Aluvial Sungai yang dialasi bidang erosi.geologi yang berkembang adalah struktur sesar, terdiri atas : sesar naik Sampang, sesar mendatar Wonoharjo dan sesar mendatar kretek. Struktur geologi di daerah penelitian terjadi pada kala Pliosen – Pleistosen, diawali dengan pembentukan struktur lipatan serta diakhiri oleh terbentuknya sesar mendatar, dengan arah umum gaya utama yang bekerja adalah utara – selatan. Hasil kajian endapan turbidit pada batuan-batuan Formasi Halang di daerah penelitian, memberikan simpulan bahwa Satuan Batuan Batupasir Selang-seling Batulempung sisipan Breksi merupakan satuan-satuan batuan yang diendapkan dengan mekanisme arus turbit atau aliran gravitasi pada lingkungan laut, mulai dari debris flow hingga turbidit, diendapkan pada N15-N19. atau Miosen Akhir-Pliosen. Berdasar model kipas bawah laut Walker (1978), batuan-batuan Formasi Halang di daerah penelitian merupakan endapan kipas bawah laut mulai Upper Fan hingga Middle Fan. Tumpukan fasies di daerah penelitian secara keseluruhan menunjukkan penumpukan endapan ke arah laut (pro-gradasi).
Kata kunci: Formasi, Geologi, Sempor, Turbidit.
Full Text:
PDFReferences
Asikin, Sukendar, A. Handoyo, H. Busono, dan S. Gafoer., 1992, Peta Geologi Lembar Kebumen, Jawa, Skala 1:100.000, Bandung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
BAKOSURTANAL, 1992. Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar Banyumas No. 1308-132, Cibinong, Bogor. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtana), Edisi: 1-1992.
BAKOSURTANAL, 2000. Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar Kebumen. No. 1408-132 Cibinong, Bogor. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtana), Edisi: 1-2000.
Blow, W.H. and Postuna J. A. 1969. Range Chart, Late Miosen to Recent Plantonic Foraminifera Biostratigraphy. Proceeding of The First.
Bouma, A.H. 1962. Sedimentology of Some Flysh Deposit: A Graphic Approach to Facies Interpretation,. Amsterdam. Elsivier Pub. Co. Luthfi, Mustafa 2010.
Bouma, A.H. 1962. Turbidite Current. Amsterdam. Elsivier Pub. Co.
Kadarisman, D.S. 1997. Pedoman Praktikum Petrografi. Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. Laboratorium Petrografi Program Studi Geologi.
Thornbury, William D. 1969. Principles of Geomophology. New York. Second Edition, John Willey and Sons Inc.
Van Bammelen, R.W. 1949. The Geology of Indonesia, Vol. 1A: General Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes. Netherlands. The Hague Martinus Nijhoff.
Walker, R.G. and James, N.P. 1978. Facies Models Respons to Sea Level Change. Kanada. Geology Association of Canada.
Refbacks
- There are currently no refbacks.