GEOLOGI DAN POTENSI BATUGAMPING SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI SEMEN DAERAH DLINGO DAN SEKITARNYA KECAMATAN DLINGO, KABUPATEN BANTUL, D.I YOGYAKARTA

Abstract

Daerah penelitian secara administratif berada didaerah Dlingo dan sekitarnya, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi D.I Yogyakarta, dengan luas 49 km². Berdasarkan genetiknya geomorfologi daerah penelitian dibagi menjadi 4 (empat) satuan geomorfologi, yaitu satuan geomorfologi perbukitan karst, satuan gemorfologi perbukitan lipat patahan, satuan geomorfologi perbukitan kaki gunung api, satuan dataran aluvial. Pola aliran yang terdapat di daerah penelitian yaitu rektangular dengan tipe genetik sungai konsekuen, subsekuen, dan obsekuen. Tahapan erosi dan jentera geomorfik di daerah penelitian berada pada tahapan muda hingga dewasa.

Stratigrafi daerah penelitian diawali dengan diendapkannya satuan batuan tertua berupa Batugamping (Formasi Wonosari) berumur Miosen Tengah N10-N14 diendapkan pada lingkungan laut dangkal pada bagian reefwall platform. Diatasnya diendapkan secara selaras oleh satuan batugamping selang-seling batupasir (Formasi Kepek) berumur Miosen Akhir sampai Pliosen Awal N15-N18 diendapkan pada lingkungan laut dangkal pada bagian reefwall platform, kemudian diatasnya ditutupi secara tidak selaras oleh satuan Breksi Gunungapi pada kala Plistosen yang diendapkan pada lingkungan darat, sedangkan satuan endapan aluvial menutupi semua satuan batuan yang lebih tua, dibatasi oleh bidang erosi.

Struktur geologi yang berkembang  merupakan lipatan sinklin dengan arah sumbu barat - timur  dan sesar mendatar dengan  arah barat laut – tenggara. Dengan gaya tegasan utama utara – selatan  (N 352º E).

Potensi bahan galian yang berada di daerah penelitian berupa Batugamping yang meliputi analisis, perhitungan dan penyaran sumber daya Batugamping  pada satuan Batugamping untuk diolah dan dimanfaatkan sebagai bahan baku industri semen.

Kata Kunci : Rektangular, Morfogenetik, Stratigrafi, Miosen, Pliosen, Plistosen