IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI KAWASAN PERKOTAAN GARUT

FARHAN MAULANA

Abstract


Kawasan Perkotaan Garut yang terdiri dari enam kecamatan, yaitu Tarogong Kaler, Banyuresmi, Tarogong Kidul, Karangpawitan, Cilawu dan Garut Kota merupakan wilayah di Kabupaten Garut yang mengalami peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat sehingga dapat memicu terjadinya alih fungsi lahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perubahan tutupan lahan yang terjadi serta kesesuaian dengan pola ruang di Kawasan Perkotaan Garut, dengan menggunakan metode analisis interpretasi peta tutupan lahan yang ada mulai dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2022. Proses analisis menggunakan software GIS dengan overlay terhadap tutupan lahan tahun 2015 sampai dengan tahun 2022 serta overlay tutupan lahan tahun 2022 dengan rencana pola ruang yang ada. Sehingga ditemukan Kawasan Perkotaan Garut dari tahun 2015 sampai dengan 2022 terdapat peningkatan luasan lahan permukiman yang sangat pesat dan didominasi terkonversinya sawah tadah hujan dan sawah irigasi menjadi lahan permukiman. Berdasarkan perkembangan wilayah yang terjadi masih sesuai dengan rencana pola ruang yang ada, meskipun beberapa lahan di Kawasan Perkotaan Garut masih dapat disesuaikan dengan pola ruang.

Kata kunci : Identifikasi, Kawasan Perkotaan Garut, Perubahan Tutupan lahan

ABSTRACT

The Garut Urban Area which consists of six sub-districts, namely Tarogong Kaler, Banyuresmi, Tarogong Kidul, Karangpawitan, Cilawu and Garut City is an area in Garut Regency which is experiencing a fairly rapid increase in population which can trigger land conversion. The aim of this research is to identify land cover changes that occur and their suitability to spatial patterns in the Garut Urban Area, using an analysis method of interpreting existing land cover maps from 2015 to 2022. The analysis process uses GIS software with an overlay of land cover 2015 to 2022 and overlay land cover in 2022 with the existing spatial pattern plan. So it was found that the Garut Urban Area from 2015 to 2022 saw a very rapid increase in residential land area and was dominated by the conversion of rainfed and irrigated rice fields into residential land. Based on the regional development that occurs, it is still in accordance with the existing spatial pattern plan, although some land in the Garut Urban Area can still be adjusted to the spatial pattern.

Keywords: Identification, Urban Area, Land Cover Change


Full Text:

PDF

References


Darmoyuwono, K. (1979). Pedoman Penafsiran Liputan Lahan (Land Cover) dari Citra Landsat Skala 1: 1.000. 000–1: 250.000. Cibinong: BAKOSURTANAL.

Aini, A. (2007). Sistem Informasi Geografis Pengertian dan Aplikasinya. Diakses Dari http://stmik. amikom. ac. id/[Diakses 24 Maret 2013].

McNeill, J. R. (2001). Something new under the sun: An environmental history of the twentieth-century world (the global century series). WW Norton & Company.

Nofrizal, A. Y., Walad, F., Permana, E. S., Anwar, S., & Antomi, Y. (2018). Identifikasi Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Solok, Sumatera Barat Berbasis Penginderaan Jauh dan SIG dengan menggunakan Object Base Image Analyst (OBIA). Seminar Nasional GEOTIK 2018.

Sulistiawati, S. (2015). Analisis perubahan penggunaan lahan Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang Tahun 1993-2013.

Sampurno, R. M., & Thoriq, A. (2016). Klasifikasi tutupan lahan menggunakan citra landsat 8 operational land imager (OLI) di Kabupaten Sumedang (land cover classification using landsat 8 operational land imager (OLI) data in Sumedang Regency). Jurnal Teknotan, 10(2), 1978-1067.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.